Laparoskopi adalah sebuah prosedur minimal invasif, yang hanya
memerlukan sayatan minimal pada dinding perut (hanya 0,5 cm). Dengan
prosedur ini masa pulih pasca operasi lebih cepat, masa rawat singkat,
risiko perlengketan pasca operasi minimal dan pasien dapat kembali ke
aktivitas normal lebih cepat.
Kasus apa saja yang bisa ditangani dengan laparoskopi?
Dalam bidang kebidanan dan kandungan cukup banyak kasus yang dapat
ditangani, antara lain mioma (tumor jinak rahim), kista indung telur,
hamil di luar kandungan, endometriosis (nyeri haid), infertilitas (sulit
hamil), KB steril, perlengketan dalam perut, dan polikistik ovarium.
Bagaimana prosedur laparoskopi dilakukan?
Seperti
layaknya operasi konvensional, laparoskopi tetap memerlukan pembiusan
dan dilakukan di kamar operasi. Setelah pembiusan, dinding perut disayat
pada daerah pusat/umbilikus sekitar 1 cm. Kemudian dimasukkan kamera
kecil untuk melihat organ-organ didalam rongga perut. Setelah itu dibuat
sayatan kedua dan ketiga pada dinding perut bagian bawah, sedikit
diatas tulang pinggul, diameter 0,5 cm, untuk memasukkan alat-alat
berupa ‘stik’ sebagai pengganti tangan dokter.
Berapa lama perawatan pasca laparoskopi?
Karena tindakan operasi yang minimal invasif, maka perawatan setelah
operasi hanya satu hari saja (dengan catatan jika tidak terjadi
komplikasi selama operasi).Dan setelah itu pasien dapat kembali
beraktivitas normal.
Apa saja risiko prosedur ini dan berapa besar dibandingkan bedah konvensional?
Jenis
risiko hampir sama dengan bedah konvensional (seperti perdarahan,
infeksi dan cidera organ sekitar) tetapi dengan persiapan pra operasi
yang baik, dan dilakukan oleh dokter ahli maka risiko ini sangat minimal
dan lebih kecil dibanding bedah konvensional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar